Senin, 25 Juli 2011

don't sleep away

Tomorrow's near, never I felt this way
Tomorrow, how empty it'll be that day
It tastes a bitter, obvious to tears that I hide
To know that you're my only light
I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don't sleep away this night my baby
Please stay with me at least 'till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
Oh, I love you
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/d/daniel_sahuleka/dont_sleep_away_this_night.html ]
How many lonely days are there waiting for me
How many seasons will flow over me
'Till the emotions make my tears run dry
At the moments I should cry
For I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don't sleep away this night my baby
Please stay with me at least 'till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
It makes me so afraid

Don't sleep away this night my baby
Please stay with me at least 'till dawn
It hurts to know another hour has gone by
The reason is still I love you

More lyrics: http://www.lyricsmode.com/lyrics/d/daniel_sahuleka/#share

Minggu, 24 Juli 2011

TAEKWONDO SEMARANG PERLU REGENERASI

Taekwondo Semarang Perlu Regenerasi

image Semarang, CyberNews. Pengcab TI Kota Semarang perlu segera menyiapkan regenrasi untuk persiapan Porprov mendatang. Para atlet senior yang berprestasi pada Porprov beberapa di antaranya tidak bisa diharapkan lagi karena terbentur usia. Terlebih jika mengacu pada PON nanti, usia atlet taekwondo masimal 27 tahun. Ada kemungkinan Poprorv pun dibatasi usia.
Pelatih taekwondo Semarang Herry Mulyono mengatakan, saat ini memang di kelompok senior, Semarang masih mendominasi. Hal ini bisa dilihat dalam selekda untuk tim kejurnas Jateng yang digelar di lapangan tenis indoor Jatidiri, Minggu (2/5), tim Kota Lunpia ini masih mendominasi perlolehan juara. Beberapa di antaranya pun atlet senior mantan PON lalu seperti Susanto, Roni Kusdiyantoro, dan Daisy PG. "Beberapa atlet yang lolos selekda kemarin memang atlet senior. Oleh karena itu kami harus segera menyiapkan regenerasi untuk persiapan Porprov di Banyumas 2013," katanya.
Mengenai regenerasi, lanjut Herry, Semarang saat ini sudah siap. Para atlet yunior siap melapisi seniornya. Apalagi potensi taekwondo Semarang sebenarnya cukup besar sehingga tidak terlalu sulit untuk mencarai bibit-bibit baru di kota ini. Hal sama dikatakan pelatih poomsae Semarang Supriyanto SSos. Dalam selekda hari ini, Ibu Kota Jateng itu masih menunjukkan keperkasaanya. Di kelompok putra, para taekwondoin Semarang mendominasi juara, runner up dan posisi ketiga. Juara diraih Adrian Setiaji sedangkan runner up diduduki Prasetyo Aziz P, pososi ketiga oleh Tigor Pancasakti.
Sedangkan kelompok putri poomsae, juara diraih Lessitra Draningrati dari Semarang. Posisi runner up dan urutan ketiga masing-masing diraih Tika Sari (Salatiga) dan Domas Ayu (Semarang). "Semarang masih optimistis di nomor poomsae. Meski begitu kita terus menyiapkan regenerasi. Hal ini penting karena persiapan daerah lain juga tak kalah serius. Ini harus di antisipasi agar nantinya kita tidak kecolongan," katanya.
(Kundori Rakasiwi/CN14)

KEJURDA TAEKWONDO 2011

Hasi pertandingan Kejurda Taekwondo Chandrawidjaja Cup 2011 di GOR Satria, Purwokerto, 5-6 Februari 2011.
1. Kelas under 54 kg putra : I. Reynaldi (Kota Semarang), II. Hanung Harum (Wonogiri), III. Eko Saputra (Surakarta) dan Tri Aji W (Wonosobo).
2. Under 67 kg putri: I. Indah Nur Anissa (Banyumas), II. Anis Nurhaeni (Kota Semarnag), III. Sukma Dewita (Jepara) dan Yuli Kurniasih (Kendal).
3. Under 63 kg putra: I. Indra Darmawan (Kab Semarang), II. Hendra Dwi S (Wonosobo), III. Erlangga Sakti (Salatiga) dan Bondang R (Kota Semarang).
4. Under 53 kg putri: I. Nadia Anggrek (Kota Semarang), II. Member Widiastuti (Sukoharjo), III Yuliana Indah (Wonosobo) dan Khalfianti P (Banyumas).
5. Over 87 kg putra:  I Rachmat (Kab Semarang), II Zam Zam (Banyumas), III Yohanes Riandeo (Salatiga) dan Joko Tri (Surakarta).
6. Under 57 kg putri: I Syirulla A (Kota Semarang), II Ornela S (Kr Anyar), III Bunga K (Grobogan) dan Rosita Dwi H (Surakarta).
7. Under 62 kg putri I Dewi Puspitasari (Banyumas), II Aida Lulu (Kendal), III Marcelina (Kota Ssemarang) dan Indah Cahya (Kab Semarang).
8. Under 49 kg putri: I Bertha Nurul (Sukoharjo), II Ermin Silvia (Grobogan), III Paramesti Sekar (Kendal) dan Lutfhi Hergitasari (Banyumas)
9. Under 80 kg putra I Yekti Lingga (Kab Semarang), II Ramadhan Yudi (Sukoharjo), III Yusuf Aji P (Batang) dan Sugiyanto (Kota Smg).
10. Under 58 kg putra I Taufik (Banyumas), II Iqsan (Surakarta), III Yudika (Kota Semarang) dan Rihan (Purbalingga).
11. Under 68 kg putra I Susanto (Kota Semarang), II Fariq W (Kudus), III Randi D (Kab Semarang) dan Irbi D (Sragen).
12. Under 74 kg putra I Derby D (Kota Semarang), II Darul H (Kab Pekalongan), III Budi S (Sragen), III Mufron (Surakarata).
13. Under 87 kg putra I Lukman hakim (Jepara), II Ferda R (Kendal), III Aditya Pradika (Kab Pekalongan) dan Randy S (Banyumas).
14. Under 46 kg putri I Ayu Tiara Maharani (Banyumas), II Widya Kristiyanti (Kota Semarang), III Maria Dita (Kab Semarang) dan Puput fauziah.
15. Poomsae putra I Adrian Setiaji (Pati), II Prasetyo Hadi (Kudus), III Tigor Pancasakti.
16. Poomsae putri:  I Stefani (Kota Semarang), II Mutiara (Pati), III Tikasari (Salatiga).
Share on Facebook

kesempatan merebut emas

BIASANYA seorang yang sukses di bidang olahraga, sering kali sekolahnya terbengkalai. Tetapi tidak demikian dengan Tigor Pancasakti. Dia ingin olahraga yang ditekuninya membuahkan prestasi, sementara di sisi lain pelajaran di sekolah pun tak tertinggal.

Tigor saat ini menjadi atlet berprestasi. Buktinya, dia merupakan andalan dari sekian atlet Kota Semarang untuk menuju Porprov 2009. Nomor poomsae (kerapian jurus) di cabang taekwondo merupakan spesialisasinya.

Prestasi terbarunya adalah pada babak kualifikasi Porprov di Solo, belum lama ini. Lelaki kelahiran 1 Oktober 1993 itu meraih dua medali emas kategori beregu putra di kejuaraan yang mempunyai peranan penting untuk menentukan langkah Kota Semarang di Porprov tahun depan.

Prestasi itu seolah sebagai pelecutnya untuk terus meraih yang terbaik. Bisa mengharumkan nama daerah merupakan kebanggan bagi remaja ramah ini.
”Saya ingin memberikan yang terbaik bagi daerah. Saya akan terus berlatih untuk mewujudkan ambisi itu,” katanya.
Yang Terbaik Tigor yang saat ini tercatat sebagai siswa SMAN 3 Semarang terus berupaya meraih yang terbaik. Bimbaingan sang pelatih, Supriyanto, membuat dia nyaman dan selalu menumbuhkan motivasinya. Terlebih peluang untuk meraih medali di Porprov terbuka lebar. Hal ini bisa dilihat dari babak kulifikasi lalu. Walau demikian dia tak mau takabur. Karena itu, latihan keras terus dijalani.

Tigor mengawali latihan taekwondo sejak kelas IV SD. Oleh pelatihnya, dia diarahkan bukan hanya nomor poomsae ,tatapi nomor tanding. Keduanya pun pernah dijuarainya. Namun yang paling berkesan tentunya babak kualifikasi Porprov.

”Poomsae merupakan cabang baru di Porprov nanti. Karena itu saya menekuninya, karena peluang mendapatkan medali terbuka,” kata lelaki atlet yang tinggal di Taman Kradenan Asri F-12 Semarang itu.

Meski disibukkan latihan, putra pasangan Sintoro dan Aida Novaya Siregar itu tak akan melupakan tugas utamanya sebagai pelajar. Dia berprinsip, latihan memang harus, namun jangan sampai mengganggu jadwal belajar. Justru dengan olahraga motivasi belajar akan bertambah, karena badan menjadi bugar yang berdampak pada peningkatan daya pikirnya. ”Waktu latihan taekwondo sore hari. Sedangkan malam hari saya belajar,” katanya. (18)

MENJALANI KARIER

AKTIVITAS atlet teakwondo Semarang Nur Mutiara Sari Putri ini belakangan bukan adu teknik dan tendangan di atas matras. Tetapi, gadis kelahiran 20 Januari 1992 itu justru lebih sebuk sebagai juri dan wasit taekwondo. Kejuaran terakhir yang dipimpinnya adalah Popda tingkat Karesidenan Pekalongan baru-baru ini.Ya, sejak lebih dari setahun lalu, Ara, pangilan akrab Nur Mutiara, ini sudah mencoba menjadi seorang wasit dalam sebuah kejuaraan tingkat kota Semarang. Sudah banyak pertandingan yang melibatkan mahasiswa USM ini baik sebagai wasit dan juri. Alumnus SMPN 8 Semarang itu saat ini statusnya masih seorang atlet taekwondo nomor poomsae (kerapian jurus). Prestasi terbaru yaitu meraih posisi ketiga dalam kejuaraan internasional di Yogyakarta baru-baru ini berpasangan dengan adiknya Tigor.
Sebelumnya, meraih emas dalam kejurnas di Magelang di nomor beregu. Pada Porprov lalu, gadis dengan tinggi badan 150 cm itu juga meraih emas untuk kontingen Semarang di nomor beregu. "Saya tidak pensiun menjadi atlet. Di sela-sela menjadi atlet, saya menyempatkan menjadi wasit. Pokoknya dua-duanya bisa jalan," katanya.
Sebagai atlet, Ara optimistis bisa terus berkembang. Usianya masih tergolong muda, dia meyakini bahwa kemampuanya masih terus bisa ditingkatkan. Buktinya dia masih mampu meraih emas dalam kejurnas nomor pomsae beregu di Magelang tahun lalu. "Saya masih berambisi tampil di PON mendatang. Apalagi Poomsae baru akan dipertandingkan di PON 2012. Ini kesempatan saya untuk memperlihatkan kebolehan. Jika perlu saya ingin tampil di SEA Games 2011 saat Indonesia menjadi tuan rumah," kata gadis yang tinggal di Jalan Taman Kradenan Asri F-12 Semarang ini.
Di sisi lain, menjadi wasit dianggap mengasyikkan. Paling tidak dia bisa mengetahui perkembangan peraturan pertandingan. Dengan begitu, nantinya bisa diterapkan untuk dirinya sendiri sebagi atlet. Aktivitas sebagai atlet dan wasit baginya tak akan saling berbenturan. Artinya dia harus pandai-pandai membagi waktu. Selain itu dia harus pandai menempatkan diri kapan menjadi atlet dan wasit. Saat ini sertifikat perwasitan yang dimiliki Ara barus sebatas Pengcab. Dalam waktu dekat ini dia akan menaikkan statusnya ke tingkat Jateng. Ara bukan hanya wasit nomor kyuorigi (tanding) tetapi juga poomsae.
(Kundori Rakasiwi/CN14)

tak sekedar cetak prestasi

TIDAK bisa dipungkiri, kemajuan taekwondo Kota Semarang belakangan ini tak lepas dari peran sosok yang satu ini. Dialah, Djoko Sisdhamin Santoso yang saat ini menjadi ketua umum Pengcab Taekwondo Indonesia (TI) Kota Semarang periode 2009-2013. Ya, di tangan dingin lelaki kelahiran 12 Mei 1959 itu, prestasi atlet ibu kota Jateng ini disegani di tingkat Jateng, bahkan nasional.   

Lihat saja pada Porprov 2009 lalu, bapak dua putra ini mampu mengantarkan Semarang menjadi juara umum cabang olahraga olahraga asli Korea itu. Bukan itu saja, mayoritas tim PON Jateng 2008 lalu merupakan taekwondoin Semarang.

Selain itu pembinaan taekwondo di Semarang kini berkekembang pesat. Hal ini ditandai dengan menjamurnya dojang (unit latihan) dan massalisasi yang terbilang sukses. Tak kurang 110 dojang berdiri di kota ini.

Tak heran jika insan taekwondo mempercayakan Djoko untuk memimpin taekwondo Semarang untuk empat tahun mendatang, setelah periode sebelumnya juga menduduki jabatan sama.

Bermanfaat

Hal ini tak lepas dari kepemimpinannya yang telah sukses membawa kemajuan taekwondo. Gairah pembinaan olahraga ini semakin tumbuh baik di tingkat pemassalan maupun prestasi.

”Orientasi kami bukan sekadar mencetak prestasi semata. Lebih dari itu, taekwondo harus bisa bermanfaat bagi masyarakat. Artinya, dengan adanya oarganisasi ini mampu menyenangkan masyarakat. Itu program yang terus akan kami kembangkan untuk kepengurusan ke depan,” kata Djoko yang juga pengusaha otomotif itu.

Sosoknya yang disiplin dan tegas selalu diperlihatkan dalam organisasi. Pengalaman menjadi atlet taekwondo membuat dia tahu betul seluk-beluk dan persoalan olahraga yang dipimpinnya itu. Tidak segan-segan, atlet PON Jateng 1985 ini memberi contoh cara bermain yang benar saat bertemu dengan para atletnya.

Wakil ketua KONI Kota Semarang ini masih selalu menjaga kebugaran dengan rajin berolahraga. ”Atlet sekarang seharusnya bisa lebih berprestasi, karena ditunjang fasilitas lengkap. Berbeda dengan zaman saya dulu, dengan peralatan sederhana, tetap memiliki semangat juang tinggi,” kata suami Miriam Sastradi ini.
Pria yang tinggal di perumahan Marina Grand  Blok X/27 itu berprinsip, mengurus organisasi tidak bisa dikerjakan sendiri. Karena itu, dia selalu memberdayakan pengurus lain sesuai tugas pokok dan fungsinya. (18)

Atlet Taekwondo Uji Kemampuan

SEMARANG - Lima atlet taekwondo juara Popda Jateng 2011 asal Kota Semarang, akan uji kemampuan mengikuti kejuaraan di Malaysia dan Vietnam.
Mereka adalah Demitrius Johanes Adie, dan Fadhillah Ardiana, keduanya peraih emas Popda SMP Jateng 2011. Kemudian dua rekan sedojang yaitu Joshua Aditama dan Muhammad Fakhri akan bertanding di nomor Poomsae pada kejuaraan terbuka taekwondo di Malaysia pada 15 hingga 17 Juli 2011. Sedangkan Stephanie Virginia, peraih dua emas Popda SMA Jateng 2011 akan bertanding di kejuaraan Vietnam terbuka 22-24 Juli mendatang.
Tiga dari lima atlet itu, dari dojang Spin Kick adalah atlet terbaik Jateng di kelasnya. Mereka telah menjuarai berbagai kejuaraan baik tingkat daerah maupun nasional. "Ini adalah yang kedua kalinya mereka bertanding di tingkat internasional, menguji kemampuan menghadapi lawan-lawan dari mancanegara," kata Ketua Dojang Spin Kick Semarang, Geroge Lunarso belum lama ini.
Sementara, jelang dilaksanakannya event kejuaraan taekwondo di Solo dan di Cibinong, Jawa Barat September nanti, beberapa dojang yang ada di Semarang terus berlatih mempersiapkan diri mengikuti even tersebut. HM Rohaini, Ketua Bidang Organisasi Pengkot Taekwondo Indonesia (TI) Kota Semarang mengatakan, setelah mengikuti kejuaraan Bupati Cup Kudus beberapa waktu lalu, beberapa dojang juga menyiapkan diri mengirimkan atletnya di Solo dan kejuaraan taekwondo di Jabar.
Penyegaran
Belum lama ini, sebanyak 250 atlet taekwondo yunior dan prayunior dari lima dojang yang ada di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang juga melaksanakan try out dan tanding persahabatan bersama di halaman kantor RRI Semarang. Try out bersama lima dojang diharapkan bisa menjadi momen penyegaran bagi atlet jelang mengikuti taekwondo tingkat nasional di Cibinong, September nanti. "Tanding persahabatan antardojang mengasah mental khususnya atlet yunior dan prayunior ," paparnya Bejo Sukarminto, Humas Dojang GT Comunity RRI Semarang. (H71-52)

Taekwondo Kota Semarang Juara Umum Kejurda


image Semarang, CyberNews. Tim taekwondo Kota Semarang merebut titel juara umum Kejurda Taekwondo Senior memperebutkan piala Chandra Widjaya yang digelar di Stadion Satria, Purwokerto.
Kota Semarang berhasil mengumpulkan 6 emas, 3 perak dan lima perunggu. Dari enam medali emas tersebut, lima di antaranya diraih di nomor kyorugi (pertarungan) dan satu di nomor poomsae (jurus).
Kelima peraih medali emas nomor kyorugi, yaitu Reynaldi Atmanegara (-54 kg), Derry Darmansyah (-74 kg), Susanto (-68 kg) serta taekwondoin putri Syrulla (-57 kg) dan Nadya (-53 kg). Sementara satu medali di nomor poomsae dipersembahkan Stepahanie Virginia.
Dari total 18 kelas yang dipertandingkan, 16 di antaranya nomor kyorugi sementara dua sisanya nomor poomsae. Ketua Harian Pengcab TI Kota Semarang, Thung Hermanto mengatakan, keberhasilan timnya kali ini tak lepas dari kerja keras para atlet dalam berlatih.
"Mereka bertanding dengan semangat yang luar biasa. Kami berharap prestasi ini bisa lebih ditingkatkan di masa mendatang," kata Thung dalam acara syukuran bersama atlet dan pengurus di salah satu rumah makan, Minggu (13/2).
Manajer tim Luche Eugene menambahkan, hasil dari kejurda kemarin akan digunakan sebagai referensi pembentukan tim Pra-PON Jateng oleh pengprov. "Selain itu, para atlet juara nantinya akan diproyeksikan mengikuti kejurnas," katanya.

taekwondo gubernur cup

SEMARANG - Kota Semarang akan menurunkan tim Porprov menghadapi kejuaraan taekwondo Gubernur Cup di GOR Jatidiri, 22-24 Agustus. Keseluruhan tuan rumah menampilkan 152 atlet baik pra-yunior, yunior, dan senior dengan target merebut gelar juara umum.

Ketua Pengcab Taekwondo Indonesia (TI) Kota Semarang, Djoko Sisdhamin mengatakan, khusus untuk kelompok senior, Semarang menyertakan tim Porprov. Kejuaraan tersebut sebagai ajang pemanasan dan sekaligus uji coba menghadapi babak kualifikasi yang digelar November nanti.

”Kejuaran untuk kelompok senior sangat jarang. Jadi Piala Gubernur merupakan momentum bagus untuk mengukur kemampuan para atlet. Apalagi peserta yang tampil nantinya berasal dari Jateng, Jatim, dan DIY,” katanya.

Djoko menjelaskan, target terdekat Pengcab TI saat ini adalah berupaya meloloskan atlet sebanyak-banyaknya dalam babak kualfikasi. Karena itu, Piala Gubernur akan dimaksimalkan guna memantapkan persiapan menghadapi babak kualifikasi.

Juara Umum

Semarang menargetkan meraih juara umum pada Porprov mendatang. Alasannya, kota ini berpotensi besar merajai olahraga asli Korea itu, karena  mempunyai potensi besar di cabang taekwondo.

”Jika tim ini solid hingga Porprov nanti, kami optimistis juara umum bisa teraih. Karena itu kami juga meminta komitmen pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan olahraga sebagai daya dukung,” katanya.

Di Piala Gubernur nanti, para pemain PON 2008 tidak boleh turun. Bagi Semarang, hal itu tidak menjadi masalah, karena Kota Semarang hanya menyertakan tiga atletnya ke PON 2008. Tiga atlet tersebut adalah Derry Darmansyah, Lucky Andarmawan, dan Susanto.

Meski tidak lolos PON, tetapi mereka masih terbaik di kelasnya masing-masing.  Hal itu tentu merupakan modal bagi Ibu Kota Jateng itu dalam Porprov nanti. Sedangkan atlet reguler yang menjalani Pelatcab saat ini berjumlah 18 orang.

Sementara manajer tim Semarang, Agus Sumartono mengatakan, menghadapi Piala Gubernur timnya menargetkan juara umum yang dua tahun lalu diraih Dragon Solo. Persiapan sudah matang dengan menggelar TC khusus.

Para atlet yang tersaring merupakan hasil seleksi dari sekitar 500 taekwondoin yang merupakan rekomendasi dari dojang-dojang di Semarang. (H32-18)  

semarang sumbang atlet nasional

KEINGINAN Wali Kota Semarang Soemarmo HS agar daerahnya bisa menyumbang atlet nasional, sudah dibuktikan oleh cabang taekwondo khususunya nomor poomsae.

Setidaknya ada dua atlet, yaitu Domas Ayu Kirana dan Lessitra Draningrati. Saat ini mereka mengikuti pelatnas untuk persiapan berbagai kejuaraan internasional termasuk SEA Games 2011.  Pada SEA Games 2009 di Laos, keduanya juga berhasil meyumbangkan medali perunggu bagi Indonesia. 

Poomsae (kerapian jurus) yang merupakan nomor dari taekwondo ini sepertinya masih menjadi andalan Semarang, baik untuk Kejurda maupun Porprov. Olahraga ini  tergolong nomor baru yang dipertandingkan pada Porprov 2009 di Solo. Pada PON 2008 di Kaltim, nomor tersebut belum dipertandingkan.
Namun Pengrov TI Jateng membuat trobosan dengan memperlombakan nomor ini di Porprov 2009. Tujuannya untuk mempersiapkan atlet yang akan diterjunklan ke PON 2012. Sebab,  akan memperlombakan nomor ini.

Dipertandingannya poomsae di Porprov lalu  merupakan keuntungan. Sebab Semarang  mempunyai materi atlet yang bagus dengan peminat yang banyak. Janji tim poomsae Semarang untuk mendominasi Porprov terpenuhi dengan menyabet lima medali emas. Hasil tersebut sekaligus menahbiskan Kota Lumpia itu sebagai kampiun alias pengumpul medali terbanyak.  

Poomsae memperebutkan sembilan medali emas. Lima di antaranya direbut Semarang, yang berarti Ibu Kota Jateng itu mendominasi. Dalam Porprov, Semarang menjadi raja taekwondo. Daerah ini meraih 12 emas, lima di antaranya disumbangkan dari nomor poomsae.

Ternyata para atlet poomsae Semarang tidak sebatas berprestasi di tingkat Jateng.  Ambisi  Semarang untuk menyumbangkan atlet nasional terpenuhi.
Prestasi paling baru, para atlet taekwondo nomor poomsae Semarang mendominasi tim Jateng yang diterjunkan dalam Kejurnas di Malang, baru-baru ini. Kontingen Jateng meraih satu emas di nomor poomsae dan emas itu disumbangkan atlet Semarang Lessitra Draningrati di nomor perseorangan putri.

Regenerasi

Tim poomsae Jateng di Malang beranggotakan tujuh atlet, lima di antaranya berasal dari Kota Lumpia. Selain mendapatkan satu emas, poomsae Jateng juga meraih dua perak dan dua perunggu. Dua perak diraih dari nomor pasangan (Adrian Setiaji/Domas Ayu) dan nomor beregu putri (Domas, Ita, dan Lessitra). Sedangkan dua perunggu masing-masing diraih Domas dari nomor perseorangan putri dan beregu putra (Tigor, Prasetyo, Mahendra). Kecuali Mahendra dan Ita yang berasal dari Salatiga, semua atlet poomsae Jateng berasal dari Semarang.

Meski demikian, Pengcab TI Kota Semarang perlu segera melakukan regenerasi atlet untuk berbagai even mendatang. Sebab, stok atlet berprestasi saat ini merupakan atlet lama. Belum tentu mereka bisa berlaga kembali di Porprov 2013.

”Sebagian atlet senior Semarang saat ini menghuni pelatnas. Selain itu beberapa atlet peraih emas Porprov lalu sudah terlalu tua untuk terjun lagi di Porprov mendatang,” kata Supriyanto, pelatih poomsae. 

Soal regenerasi, Supri mengaku tidak kawatir tentang potensi atlet Semarang. Animo masyarakat terhadap taekwondo di kota ini cukup tinggi sehingga tak terlalu sulit untuk mencari bibit baru.

Kini tergantung bagaimana mengelola mereka untuk menjadi atlet yang berprestasi bukan hanya tingkat Jateng tetapi juga nasional bahkan internasional. (Moch Kundori-71)

TAEKWONDO kota adakan pelatcab

SEMARANG - Menghadapi Porprov 2009, taekwondo Kota Semarang  kini mengadakan pelatihan cabang (Pelatcab). Kegiatan tersebut berlangsung di tempat latihan Pengcab Jalan Dokter Cipto.

Ketua Umum Pengcab Taekwondo Indonesia (TI) Kota, Djoko Sisdhamin mengatakan, pelatcab berjalan hingga pelaksanaan babak kualifikasi Porprov yang akan digelar tahun ini.

Target Semarang adalah meloloskan atlet sebanyak-banyaknya. ”Kami perlu ancang-ancang sejak dini. Hal itu penting, karena tekad kami adalah menjadi juara umum cabang ini,” katanya,

Djoko mengatakan, taekwondo menargetkan meraih juara umum pada pekan olahraga provinsi itu, karena merasa daerah ini punya potensi merajai olahraga asli Korea itu.

Sebagian besar atlet PON Jateng berasal dari Kota Semarang. ”Jika tim taekwondo ini solid hingga Porprov nanti, kami optimistis juara umum bisa teraih. Karena itu kami juga minta komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kami sebagai daya dukung,” katanya.

Nomor Pomsae

Kota Semarang menyertakan tiga atletnya yang menjadi tim inti PON Jateng 2008. Tiga atlet tersebut adalah Derry Dharmansyah, Lucky Andarmawan, dan Sussanto. Mereka sekarang menjalani pelatihan di Korea bersama atlet Jateng lainya dengan jumlah keseluruhan 14 orang.

Keoptimisan pengcab semakin bertambah, karena mulai Porprov tahun 2009 di Solo, nomor pomsae (jurus) mulai dilombakan. Pomsae merupakan nomor taekwondo yang khusus mempertandingkan jurus atau seni.

Nomor tersebut tergolong baru, karena belum pernah dipertandingkan di ajang PON. Pada PON 2008 di Kaltim juga akan dipertandingkan. ”Kami sudah siap jika pomsae dipertandingan pada Porda 2009. Kami mempunyai materi atlet yang bagus dengan peminat yang banyak. Saat ini kami tengah mempersiapkan tim menghadapi multievent empat tahunan itu,” tandasnya.  (H32-18)

8 atlet poomsae jawa tengah menuju prestasi indonesia

poomsae sendiri merupakan cabang dari Taekwondo yang lebih mempertontokan seni bela diri ketimbang bertarung dengan lawan atau lebih dikenal dengan Kyorugi. Sebuah perbedaan yang cukup menegaskan perbedaan diantara kedua cabang Taekwondo tersebut. Pertandingan yang diselenggarakan melalui kerjasama apikdari Taekwondo Indonesia dengan PMS Solo, mempertandingkan tiga kelas yakni poomsae, kyorugi pra junior,dan kyorugi junior. Namun kali ini, Timlo.net menyoroti pertandingan poomsae yang terlihat persaingan lebih ketat dan dominasi tim kota asal Jawa Tengah yang masih berlangsung hingga pertandingan di Kota Bengawan.
Adalah Kota Semarang, yang memegang klasemen sementara untuk kelas poomsae dalam Dragon Taekwondo Championship. Dengan meraih total 10 emas, 8 perak, dan 4 perunggu, kontingen Kota Semarang berhasil memimpin kelas poomsae.

pelatda poomsae jawa tengah
1. Lessitra Draningrati
2. Domas Ayu Kirana
3. Nur Mutiara Sari Putri
4. Tikasari
5. Tigor Pancasakti
6. Adrian Setiaji
7. Prasetyo Budi Handoko
8. Stephanie virginia

7 atlet poomsae berasal dari kota semarang,dan 1 atlet poomsae berasal dari kota salatiga
2 diantaranya adalah atlet PELATNAS yakni, Lessitra Draningrati dan Domas Ayu Kirana .