Minggu, 24 Juli 2011

tak sekedar cetak prestasi

TIDAK bisa dipungkiri, kemajuan taekwondo Kota Semarang belakangan ini tak lepas dari peran sosok yang satu ini. Dialah, Djoko Sisdhamin Santoso yang saat ini menjadi ketua umum Pengcab Taekwondo Indonesia (TI) Kota Semarang periode 2009-2013. Ya, di tangan dingin lelaki kelahiran 12 Mei 1959 itu, prestasi atlet ibu kota Jateng ini disegani di tingkat Jateng, bahkan nasional.   

Lihat saja pada Porprov 2009 lalu, bapak dua putra ini mampu mengantarkan Semarang menjadi juara umum cabang olahraga olahraga asli Korea itu. Bukan itu saja, mayoritas tim PON Jateng 2008 lalu merupakan taekwondoin Semarang.

Selain itu pembinaan taekwondo di Semarang kini berkekembang pesat. Hal ini ditandai dengan menjamurnya dojang (unit latihan) dan massalisasi yang terbilang sukses. Tak kurang 110 dojang berdiri di kota ini.

Tak heran jika insan taekwondo mempercayakan Djoko untuk memimpin taekwondo Semarang untuk empat tahun mendatang, setelah periode sebelumnya juga menduduki jabatan sama.

Bermanfaat

Hal ini tak lepas dari kepemimpinannya yang telah sukses membawa kemajuan taekwondo. Gairah pembinaan olahraga ini semakin tumbuh baik di tingkat pemassalan maupun prestasi.

”Orientasi kami bukan sekadar mencetak prestasi semata. Lebih dari itu, taekwondo harus bisa bermanfaat bagi masyarakat. Artinya, dengan adanya oarganisasi ini mampu menyenangkan masyarakat. Itu program yang terus akan kami kembangkan untuk kepengurusan ke depan,” kata Djoko yang juga pengusaha otomotif itu.

Sosoknya yang disiplin dan tegas selalu diperlihatkan dalam organisasi. Pengalaman menjadi atlet taekwondo membuat dia tahu betul seluk-beluk dan persoalan olahraga yang dipimpinnya itu. Tidak segan-segan, atlet PON Jateng 1985 ini memberi contoh cara bermain yang benar saat bertemu dengan para atletnya.

Wakil ketua KONI Kota Semarang ini masih selalu menjaga kebugaran dengan rajin berolahraga. ”Atlet sekarang seharusnya bisa lebih berprestasi, karena ditunjang fasilitas lengkap. Berbeda dengan zaman saya dulu, dengan peralatan sederhana, tetap memiliki semangat juang tinggi,” kata suami Miriam Sastradi ini.
Pria yang tinggal di perumahan Marina Grand  Blok X/27 itu berprinsip, mengurus organisasi tidak bisa dikerjakan sendiri. Karena itu, dia selalu memberdayakan pengurus lain sesuai tugas pokok dan fungsinya. (18)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar